Pohon beringin, Mahoni, Damar, Kenari, Flamboyan, dipilih sebagai pohon-pohon yang mengawali pembentukan ruang-ruang terbuka sekaligus menandai karakternya sebagai kampus hijau yang terus dipelihara hingga saat ini. Hal ini menandakan pentingnya keberadaan flora kampus sebagai elemen penataan lansekap. Di kalangan civitas akademika ITB sendiri, terdapat berbagai mitos ataupun cerita-cerita yang kerap kali dikaitkan dengan keberadaan flora-flora yang menjadi ikon kebanggaan Kampus Ganesha.
Kembang Kolecer : Kembang Penyambut Mahasiswa Baru
Bunga yang menjadi ikon ITB ini terdapat di gerbang depan ITB, mengerebungi
kedua gerbang. Bunga ini bermekaran paling lebat sekitar bulan
Juni-September. Tidak heran area gerbang depan menjadi salah satu
landmark kampus karena karakternya yang kuat, ditandai dengan komposisi
pilar batu kali yang dipadu dengan selasar berhiaskan tanaman rambat
Bunga Kolecer dan Bouganville. Pada bulan Agustus bunga bunga kertas
atau bougenville yang terletak berdekatan dengan bunga ini juga berbunga
lebat bersamaan dengan Bunga Kolecer. Seolah-olah bunga-bunga ini hidup
dan berbunga pada puncaknya untuk menyambut mahasiswa-mahasiswa baru
kampus Ganesha. Tanaman cantik ini berasal dari Thailand Selatan dan
Utara Malaysia. Nama kolecer sendiri berarti baling-baling; diambil dari
bentuk bunga yang memiliki empat daun tambahan, seperti sayap yang akan
memutar layaknya baling-baling saat jatuh ke tanah.
Kembang Kertas Tandai Pertengahan Tahun Ajaran
Masih di area gerbang depan, ITB memiliki rimbunan bunga Bouganville yang berbunga sepanjang tahun, dengan puncaknya pada Bulan Agustus. Uniknya, yang terlihat seperti perhiasan bunga sebenarnya adalah daun pelindung bunga yang besar. Bunga Bouganville ITB biasanya bermekaran dengan tiga warna: merah ungu dan merah tua atau merah bata. Konon katanya, bunga bougenville merah tua menandakan dimulainya tahun ajaran baru sedangkan bougenville merah ungu yang lebih pucat menandakan pertengahan semester. Selain terdapat di area gerbang depan, bunga ini juga terdapat di pilar-pilar Gedung Laboratorium Teknologi V, VI, VII, dan VIII dan di sekitar bangunan Basic Science A.
Pyrostegua Venusta: Kembang di Bulan Agustus
Tumbuhan memanjat yang menyemarakkan kampus pada bulan Agustus-September dengan bunga berwarna oranye kemerahan ini, berasal dari Brazil. Karena berbunga lebat pada saat penerimaan mahasiswa baru pada awal semester ganjil, banyak juga warga kampus yang menyebutnya sebagai bunga penyambut mahasiswa baru bersama dengan kembang kolecer. "Bunga-bunga yang tumbuh di pilar-pilar Aula Barat dan Aula Timur ITB ini seolah bermekaran dengan ucapan Selamat datang dan Selamat Berjuang kepada para calon intelektual tersebut," tulis salah seorang dosen ITB.
Dadap Merah Cirikan Plaza Widya
Bunga bernama latin Erythrina crista-gelli atau yang kerap disebut dengan dadap merah ini terdapat di sepanjang Plaza Widya Nusantara, atau yang warga kampus sering menyebutnya dengan Plawid. Berfungsi sebagai tanaman hias di taman maupun sebagai tanaman di tepi jalan. Plawid ini merupakan bagian dari tulang punggung jalur pedestrian kampus yang menghubungkan Boulevard di sisi selatan dengan plaza TPB atau sunken court yang berada di bagian utara kampus. Salah satu penanda khusus yang sangat penting pada plawid ini adalah Tugu Peresmian ITB yang dikenal dengan Tugu Soekarno. Nama ini sekaligus mengingatkan bahwa nama ITB diresmikan pertama kali oleh Presiden Republik Indonesia Pertama pada tanggal 2 Maret 1959
Kembang Merak sebagai Puspa Kota Bandung
Bunga bernama latin Caesalpinia pulcherrima atau yang dikenal dengan Kembang Merak banyak terdapat di area GKU Lama/barat dan gedung Mekanika Tanah dengan ketinggian tumbuh mencapai tiga meter. Pohon ini berasal dari wilayah tropis dan subtropik Amerika. Meskipun jumlahnya dapat dikatakan lebih sedikit dibandingkan bunga yang lainnya, kembang merak ini memiliki keunikan tersendiri dikarenakan dinobatkannya bunga ini sebagai puspa Kota Bandung dan menjadi ikon Kota Bandung
Tabebuia sebagai Penanda Ujian Tengah Semester
Pohon ini tumbuh berjajar di depan gedung perpustakaan pusat dan gedung PAU yang berada di bagian utara ITB. Uniknya, terdapat mitos bahwa mekarnya bunga ini menandakan minggu Ujian Tengah Semester pada semester ganjil akan dimulai. Beberapa warga kampus ada yang menyebut bunga ini sebagai "Bunga UTS kuning". Indahnya bunga ini saat bermekaran kerap kali menjadikan suasana di depan gedung perpustakaan pusat serasa pemandangan di luar negeri, tidak kalah dengan cantiknya bunga sakura milik Jepang. Tanaman ini juga termasuk dalam tanaman hias yang diindungi karena penggunaan berkelanjutan untuk kayu ini berasal dari Amerika Tengah.
Wajah kampus ITB memang tidak akan terlepas dari kerindangan kampus yang dicirikan dengan keceriaan bunga-bunganya saat bermekaran. Semarak bunga di Kampus Ganesha akan selalu mengingatkan kita pada pentingnya keberadaan flora kampus yang sebagian hampir mencapai usia seratus tahun. Semarak bunga di Kampus Ganesha akan selalu menjadi sahabat alam yang secara bersahaja terus berdiri dan bertahan hidup untuk turut mengantarkan anak-anak bangsa ini menjadi insan cendekia.
Masih di area gerbang depan, ITB memiliki rimbunan bunga Bouganville yang berbunga sepanjang tahun, dengan puncaknya pada Bulan Agustus. Uniknya, yang terlihat seperti perhiasan bunga sebenarnya adalah daun pelindung bunga yang besar. Bunga Bouganville ITB biasanya bermekaran dengan tiga warna: merah ungu dan merah tua atau merah bata. Konon katanya, bunga bougenville merah tua menandakan dimulainya tahun ajaran baru sedangkan bougenville merah ungu yang lebih pucat menandakan pertengahan semester. Selain terdapat di area gerbang depan, bunga ini juga terdapat di pilar-pilar Gedung Laboratorium Teknologi V, VI, VII, dan VIII dan di sekitar bangunan Basic Science A.
Pyrostegua Venusta: Kembang di Bulan Agustus
Tumbuhan memanjat yang menyemarakkan kampus pada bulan Agustus-September dengan bunga berwarna oranye kemerahan ini, berasal dari Brazil. Karena berbunga lebat pada saat penerimaan mahasiswa baru pada awal semester ganjil, banyak juga warga kampus yang menyebutnya sebagai bunga penyambut mahasiswa baru bersama dengan kembang kolecer. "Bunga-bunga yang tumbuh di pilar-pilar Aula Barat dan Aula Timur ITB ini seolah bermekaran dengan ucapan Selamat datang dan Selamat Berjuang kepada para calon intelektual tersebut," tulis salah seorang dosen ITB.
Dadap Merah Cirikan Plaza Widya
Bunga bernama latin Erythrina crista-gelli atau yang kerap disebut dengan dadap merah ini terdapat di sepanjang Plaza Widya Nusantara, atau yang warga kampus sering menyebutnya dengan Plawid. Berfungsi sebagai tanaman hias di taman maupun sebagai tanaman di tepi jalan. Plawid ini merupakan bagian dari tulang punggung jalur pedestrian kampus yang menghubungkan Boulevard di sisi selatan dengan plaza TPB atau sunken court yang berada di bagian utara kampus. Salah satu penanda khusus yang sangat penting pada plawid ini adalah Tugu Peresmian ITB yang dikenal dengan Tugu Soekarno. Nama ini sekaligus mengingatkan bahwa nama ITB diresmikan pertama kali oleh Presiden Republik Indonesia Pertama pada tanggal 2 Maret 1959
Kembang Merak sebagai Puspa Kota Bandung
Bunga bernama latin Caesalpinia pulcherrima atau yang dikenal dengan Kembang Merak banyak terdapat di area GKU Lama/barat dan gedung Mekanika Tanah dengan ketinggian tumbuh mencapai tiga meter. Pohon ini berasal dari wilayah tropis dan subtropik Amerika. Meskipun jumlahnya dapat dikatakan lebih sedikit dibandingkan bunga yang lainnya, kembang merak ini memiliki keunikan tersendiri dikarenakan dinobatkannya bunga ini sebagai puspa Kota Bandung dan menjadi ikon Kota Bandung
Tabebuia sebagai Penanda Ujian Tengah Semester
Pohon ini tumbuh berjajar di depan gedung perpustakaan pusat dan gedung PAU yang berada di bagian utara ITB. Uniknya, terdapat mitos bahwa mekarnya bunga ini menandakan minggu Ujian Tengah Semester pada semester ganjil akan dimulai. Beberapa warga kampus ada yang menyebut bunga ini sebagai "Bunga UTS kuning". Indahnya bunga ini saat bermekaran kerap kali menjadikan suasana di depan gedung perpustakaan pusat serasa pemandangan di luar negeri, tidak kalah dengan cantiknya bunga sakura milik Jepang. Tanaman ini juga termasuk dalam tanaman hias yang diindungi karena penggunaan berkelanjutan untuk kayu ini berasal dari Amerika Tengah.
Wajah kampus ITB memang tidak akan terlepas dari kerindangan kampus yang dicirikan dengan keceriaan bunga-bunganya saat bermekaran. Semarak bunga di Kampus Ganesha akan selalu mengingatkan kita pada pentingnya keberadaan flora kampus yang sebagian hampir mencapai usia seratus tahun. Semarak bunga di Kampus Ganesha akan selalu menjadi sahabat alam yang secara bersahaja terus berdiri dan bertahan hidup untuk turut mengantarkan anak-anak bangsa ini menjadi insan cendekia.
https://www.itb.ac.id/news/4679.xhtml
Posting Komentar