Barcode selama ini biasa kita kenal sebagai tag hitam dan putih pada identifikasi produk di supermarket. Namun, saat ini telah muncul istilah ilmiah DNA barcode
yang menarik perhatian dunia sebagai sistem terbaru dalam identifikasi
hampir semua spesies fauna, baik interspefisikasi maupun intraspesifik
secara cepat dan akurat. Dengan DNA barcode ini identifikasi ratusan ribu taksonomi akan lebih mudah.
“Kalau di supermarket itu dengan barcode nama barang hingga harganya jelas. Ini pula yang ada pada DNA barcode,”kata
peneliti bidang genetika dan molekuler LIPI, Ir. Moch. Syamsul Arifin
Zein, M.Si pada kuliah tamu program Pascasarjana Fakultas Biologi UGM,
Jumat (25/10).
Zein mencontohkan dengan DNA barcode akan sangat membantu
bagi petugas di bagian karantina untuk mencegah ulah nakal
pedagang-pedagang ilegal yang ingin menyelundupkan hewan-hewan langka
dilindungi, seperti burung Kakak Tua Jambul Kuning. Lebih dari itu DNA barcode juga mampu melihat jenis ulat tertentu yang ada di dalam buah.
“Bisa saja Kakak Tua Jambul Kuning itu bulu lehernya yang berwarna
kuning dicat dengan warna lain untuk mengelabuhi petugas. Tapi tidak
akan bisa dengan DNA barcode,”katanya.
Penanda gen Cytochrome c Oxidase subunit I (COI) dari genom mitokondria DNA (mtDNA) yang merupakan sekuen DNA digunakan sebagai DNA barcode. Zein melihat DNA barcode juga menjadi salah satu alternatif pengganti dari identifikasi taksonomi klasik yang kurang praktis. DNA barcode
juga menjanjikan beberapa manfaat, antara lain mengenai spesies,
memastikan keamanan pangan, memastikan keberadaan spesies larva,
mengontrol hama pertanian, dan melacak asal usul vektor penyakit dan
serangan hama pada suatu area.
“Teknik DNA barcode mampu menjadi jembatan antara spesies
yang belum diketahui namanya dengan jumlah taksonomiwan/wati yang
sedikit jumlahnya,”tutur Zein.
Senada dengan itu peneliti Fakultas Biologi, Dr. Budi Setiadi
Daryono, M.Agr.Sc mengatakan bahwa DNA barcode dapat digunakan dalam
berbagai kebutuhan hidup manusia melalui kemudahan identifikasi dan
karakterisasi semua bentuk kehidupan mulai dari telur, larva, pupa
sampai dewasa bahkan bisa digunakan untuk identifikasi fragmen bagian
tubuh yang tidak diketahui asalnya.
“Akan memudahkan identifikasi makhluk hidup terutama untuk
mengantisipasi pencurian kekayaan genetik (Biopiracy) bangsa Indonesia
yang terjadi beberapa waktu lalu,”kata Budi (Humas UGM/Satria AN)
Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/8352-dna.barcode.untuk.fauna.mulai.dikembangkan
Home Unlabelled DNA Barcoding untuk Melindungi Satwa
DNA Barcoding untuk Melindungi Satwa
By Rangifer tarandus At 7/13/2018 06:06:00 PM 0
About Author
Welcome to our blog, Biology Unpad 2016
Rangifer tarandus - Solidaritas Kompetitif Religius
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar