Dilansir Labnews, Senin (11/2/2013), profesor Amaya dari grup The Healing Foundation Centre di Faculty of Life Sciences mengidentifikasi dalam studi awal terkait gen yang aktif selama regenerasi ekor. Ia terkejut, banyak gen yang diidentifikasi terkait dengan produksi reaction oxygen species (ROS).
Ia menjelaskan, umumnya ROS dianggap memiliki dampak negatif pada sel. Namun, dalam kasus ini, unsur tersebut memiliki dampak positif terkait pertumbuhan ekor pada kecebong.
Untuk menguji ROS selama regenerasi ekor, peneliti mengukur tingkat hidrogen peroksida (H2O2). Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik pencitraan yang dapat menunjukkan peningkatan dalam H202 terkait amputasi ekor.
Peneliti menemukan bahwa tingkat H202 tetap meningkat selama proses regenerasi ekor keseluruhan, yang berlangsung sekira satu minggu. Peneliti juga menggunakan antioksidan dan menghilangkan gen yang bertanggungjawab untuk memproduksi ROS pada kecebong.
Tim kemudian mengulangi prosedur amputasi ekor kecebong atau berudu tersebut dan menunggu proses regenasi. Akan tetapi, ekor tersebut tidak juga tumbuh.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa ROS sangat penting untuk memulai dan mempertahankan respon regenerasi. Penelitian kami menunjukkan bahwa antioksidan memiliki dampak negatif pada pertumbuhan jaringan," jelasnya. Temuan baru ini diterbitkan dalam jurnal Nature Cell Biology.
Sumber :https://techno.okezone.com/read/2013/02/11/56/760061/bagaimana-proses-pertumbuhan-ekor-kecebong
Posting Komentar