Resusitasi jantung paru (RJP) merupakan langkah pertolongan medis untuk mengembalikan fungsi napas dan atau sirkulasi darah di dalam tubuh yang terhenti. Resusitasi jantung paru bertujuan menjaga darah dan oksigen tetap beredar ke seluruh tubuh.
RJP atau yang dalam bahasa Inggrisnya CPR, biasanya dilakukan kepada orang-orang yang mengalami henti jantung serta tidak mampu bernapas secara normal. Tandanya bisa terlihat dari tiba-tiba pingsan dan tidak merespons ketika dipanggil. RJP perlu dilakukan pada mereka yang tidak bernapas atau denyut nadinya terhenti setelah mengalami kecelakaan, tenggelam, atau serangan jantung. Untuk melakukan RJP, seseorang disarankan sudah pernah menjalani pelatihan yang memadai. Namun meski tidak memiliki sertifikat pelatihan, bukan berarti Anda tidak diperbolehkan menolong orang yang membutuhkan pertolongan RJP.
Selain itu, RJP juga wajib diberikan jika orang yang mengalami kecelakaan tidak bergerak atau tidak merespons tindakan penyadaran yang diberikan orang lain. Untuk melakukan RJP, seseorang disarankan sudah pernah menjalani pelatihan medis dasar.
Inilah Tahapan-tahapan Melakukan Resusitasi Jantung Paru
Tahapan melakukan tindakan penyelamatan melalui RJP disingkat menjadi C-A-B yang merupakan singkatan dari compression, airways, dan breathing. Compression atau kompresi adalah tahap menekan dada, selanjutnya airways adalah membuka jalur pernapasan, dan breathing adalah memberi bantuan napas.Di bawah ini adalah sedikit penjelasan mengenai tahapan CAB atau kompresi, pembebasan jalur pernapasan, dan bantuan napas dari mulut ke mulut. Namun sebelum melakukan tahapan pertolongan RJP, pastikan area tempat korban berada aman untuk dilakukan pertolongan, misalnya jika berada di jalan, orang yang hendak ditolong bisa dipindahkan ke tepi jalan untuk menghindari lalu lintas. Periksa juga apakah si korban sadar atau tidak sadar (pingsan), kondisi tidak sadarlah yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Pastikan untuk menghubungi nomor-nomor berikut untuk meminta pertolongan lebih lanjut, yaitu 118 untuk memanggil ambulans dan polisi di nomor 112.
Kompresi
Tindakan ini dilakukan apabila tidak ditemukan denyut nadi atau detak jantung pada orang yang tidak sadarkan diri. Melakukan pertolongan pertama dengan teknik RJP dimulai dengan melakukan kompresi dada. Cukup dengan meletakkan salah satu telapak tangan di bagian tengah dada korban kemudian tangan yang lainnya ditaruh di atas tangan yang pertama. Kemudian eratkan jari-jari kedua tangan dan lakukan penekanan dada sedalam 5-6 cm, kemudian lepaskan. Ulangi pemberian tekanan di dada sebanyak 100-120 kali tekanan tiap menit hingga pertolongan medis datang atau hingga korban menunjukkan respons.
Tindakan ini dilakukan apabila tidak ditemukan denyut nadi atau detak jantung pada orang yang tidak sadarkan diri. Melakukan pertolongan pertama dengan teknik RJP dimulai dengan melakukan kompresi dada. Cukup dengan meletakkan salah satu telapak tangan di bagian tengah dada korban kemudian tangan yang lainnya ditaruh di atas tangan yang pertama. Kemudian eratkan jari-jari kedua tangan dan lakukan penekanan dada sedalam 5-6 cm, kemudian lepaskan. Ulangi pemberian tekanan di dada sebanyak 100-120 kali tekanan tiap menit hingga pertolongan medis datang atau hingga korban menunjukkan respons.
Membuka jalur napas
Tindakan RJP yang kedua adalah upaya
membuka jalur pernapasan korban. Hal ini biasanya dilakukan setelah
menekan dada korban. Caranya dengan mendongakkan kepala korban, lalu
kedua tangan diletakkan di dahinya. Setelah itu, angkat dagu orang
tersebut dengan lembut untuk membuka dan mengamankan saluran
pernapasannya.
Memberi bantuan napas
Tahap selanjutnya dari RJP adalah memberikan napas bantuan
dari mulut ke mulut. Hal ini bisa dilakukan dengan menjepit hidung
korban, lalu posisikan mulut kita tepat di mulut korban. Tiupkan napas
kita ke dalam mulutnya dan periksa apakah dada korban sudah mengembang
dan mengempis seperti orang bernapas pada umumnya. Pada setiap 30 kali
kompresi dada, iringi dengan dua kali bantuan napas. Teknik pernapasan
dari mulut ke mulut sebaiknya hanya dilakukan oleh mereka yang telah
mendapatkan pelatihan khusus.
Apabila Anda bukan tenaga kesehatan dan belum terlatih, lakukan kompresi dada dengan tangan saja (Hands Only CPR) tanpa pemberian bantuan napas. Kompresi dada terus dilakukan hingga perangkat gawat darurat yang disebut AED (Automated External Defibrillator)
tiba dan siap digunakan. Kompresi dada juga dapat dihentikan untuk
dialihkan kepada paramedis bila sudah tiba. Selain itu, bila korban
mulai menunjukkan respons dan bergerak spontan, kompresi dada dapat
dihentikan.Keuntungan Mampu Melakukan CPR
Karena RJP yang dilakukan dengan benar dapat menyelamatkan nyawa seseorang, maka kita wajib mengetahui bagaimana cara melakukannya. Berikut ini adalah alasan-alasan penting kenapa kita perlu mempelajari teknik resusitasi jantung paru.-
Mungkin bisa menyelamatkan seseorang dari kerusakan otak
Salah satu keuntungan kita bisa melakukan RJP adalah mampu mengurangi risiko korban mengalami kerusakan otak. Hal ini sangat mungkin terjadi sebab tindakan pertolongan pertama dengan RJP dapat menjaga oksigen dan darah tetap beredar di dalam tubuh korban. Pada kondisi ketika tubuh tidak lagi dilalui suplai oksigen dan darah, maka kemungkinan terjadinya kerusakan otak akan sangat tinggi.
-
Bisa menyelamatkan nyawa seseorang
Makin cepat sebuah pertolongan diberikan, maka makin besar kemungkinan seseorang yang mengalami kecelakaan atau serangan jantung bisa diselamatkan. Jika seseorang mengalami serangan jantung, maka fungsi jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh akan terhenti. Jika RJP dilakukan segera setelah kejadian, makin besar kemungkinan jantung bisa kembali bekerja mengedarkan oksigen dan darah ke seluruh tubuh. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terhindar dari kematian.
-
Masih jarang orang yang bisa melakukan RJP
Jangan terkejut mendapati fakta bahwa lebih dari separuh pasien yang terkena serangan jantung tidak mendapatkan pertolongan pertama berupa resusitasi jantung paru. Alasan utamanya adalah banyak orang-orang yang belum pernah mendapatkan pelatihan melakukan RJP. Padahal, upaya penyelamatan dengan RJP mudah untuk dipelajari sekaligus diaplikasikan secara nyata.
-
Banyak kejadian serangan jantung di rumah
Salah satu alasan penting lainnya kenapa kita perlu memiliki bekal yang cukup untuk melakukan RJP adalah untuk mengantisipasi orang di rumah mengalami kondisi yang memerlukan RJP. Setidaknya 85 persen serangan jantung terjadi di rumah. Hal tersebut bisa saja menimpa orang di sekitar kita termasuk anggota keluarga. Dengan memiliki kemampuan melakukan resusitasi jantung dan paru, kita bisa berperan dalam menyelamatkan nyawa orang-orang yang kita cintai.
Selama ini, orang-orang takut melakukan RJP karena merasa tidak memiliki cukup keahlian untuk melakukannya. Selain itu, ada juga ketakutan akan terkena infeksi jika harus memberi bantuan pernapasan dari mulut ke mulut. Jika demikian, melakukan RJP dengan melakukan penekanan (kompresi) dada hingga bantuan medis tiba, juga sudah sangat membantu.
Melakukan pelatihan resusitasi jantung paru atau memiliki pengetahuan tentang hal ini, sangat penting. Bisa saja kemampuan sederhana tersebut diperlukan untuk menyelamatkan nyawa orang lain.
https://www.alodokter.com/pengetahuan-resusitasi-jantung-paru-harus-menjadi-bekal-tiap-orang
Posting Komentar